Jika Anda pernah bekerja di ritel, Anda memahami bahwa penjual yang baik memperhatikan perilaku manusia seperti terapis yang baik. Orang yang melakukan penjualan selalu mencari tanda. Apakah pembelanja mengunjungi toko beberapa kali? Apakah mereka menumpuk baju di lengan mereka? Apakah mereka langsung menuju ke rak penjualan?

Tanda-tanda tersebut dikumpulkan untuk membantu penjual menentukan kapan mendekati seseorang, apa yang harus dikatakan, dan apa yang harus dilakukan. Tetapi ketika pembelanja online, tanpa akses ke data yang tepat, peritel mungkin mendapati diri mereka “kekurangan tanda.” Namun, bagaimana jika mereka tidak harus demikian? Dengan memberi peritel lini wawasan tentang perjalanan belanja, tanda dari piksel Facebook dapat membantu peritel memahami bagaimana pembelanja membeli dan mendorong konversi sebagai hasilnya.

Untuk mempelajari bagaimana tanda dapat membantu peritel memahami perjalanan unik ini dengan lebih baik¹ dan mendapatkan pembelanja dari, “Terima kasih, saya hanya melihat-lihat” hingga “Saya mengambil ini,” kami membentuk tim dengan Facebook IQ² dan memahami apa yang mendorong pembelanja di kategori ritel khusus—terutama orang yang lebih banyak membelanjakan.

Dengan 800 juta akun di Instagram yang menggulir, mengusap, dan membagikan minat mereka di seluruh dunia, peritel menggunakan jajaran alat dinamis Instagram untuk terhubung dengan pembelanja di luar etalase toko. Bertindak sebagai tampilan jendela bagi dunia, Instagram menawarkan cara yang baru dan mendalam untuk merasakan merek dan/atau produk tidak seperti di tempat lainnya. Baik melalui kabar berita, cerita, atau siaran langsung, peluang bagi peritel untuk tetap unggul dan menginspirasi tindakan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Saat kami belajar selama studi wawasan fashion terbaru kami, Instagram adalah tempat bagi orang untuk berkumpul guna mengekspresikan diri secara visual dan terhubung dengan apa yang penting—baik berupa teman, tokoh berpengaruh, atau bisnis favorit mereka. Faktanya, 80% akun Instagram mengikuti bisnis agar merasa semakin dekat—sehingga membuat banyak akun merasa bahwa mereka merupakan bagian dari grup eksklusif.³ Dan tidak hanya komunitas ini yang membuat platform kami menjadi sangat unik, tetapi juga waktu yang dihabiskan orang di platform ini untuk berinteraksi dengan 15 juta profil bisnis.

Meskipun kategori belanja ritel khusus membentuk subset peritel online yang cukup kecil, perilaku pembelanja sangat jauh dari keseragaman. Di toko fisik, kemampuan peritel untuk menanggapi kebutuhan unik setiap pembelanja dapat menjadi perbedaan antara seseorang yang melakukan pembelian atau yang meninggalkan toko dengan tangan kosong. Hal yang sama juga berlaku untuk situasi online. Dengan menggunakan tanda untuk menjelajahi berbagai perilaku belanja orang di sepanjang perjalanan belanja, kami mengungkap dua segmen pembelanja unik⁴ membentuk cara orang menjelajahi dan membeli di Instagram.

Pakar Belanja dan Penggemar Fashion

Bagi banyak orang, Instagram adalah tempat berlabuh untuk penemuan. Ini adalah tempat bagi orang seperti Pakar Belanja⁵ dan Penggemar Fashion⁶ dapat memperoleh inspirasi dari tren terbaru dan berbelanja merek favorit mereka. Sebaliknya, Instagram secara aktif mengubah cara dunia menikmati konten dan berbelanja secara online.

Dengan menggunakan tagar populer seperti #shopping,⁷ #style⁸ dan #fashion,⁹ orang yang lebih banyak membelanjakan tersebut terhubung dengan bisnis di Instagram pada level yang sangat dalam—memicu hubungan yang lebih pribadi (bahkan setia) dengan mereka. Faktanya, di kategori ritel khusus, 40% pembelanja mengidentifikasi dirinya sebagai pelanggan setia di kategori ini, terutama Penggemar Fashion.¹⁰

Dan perasaan setia ini berasal dari cara minat memengaruhi perasaan orang. Bagi Pakar Belanja dan Penggemar Fashion, fashion dan belanja adalah bagian besar dari diri mereka sebagai individu. Ini menjadi inti dari identitas mereka, sehingga membuat mereka merasa penting.¹¹

Itulah mengapa setiap bulan, 75% Pakar Belanja dan 70% Penggemar Fashion beralih ke Instagram.¹² Mereka kemungkinan besar mengatakan bahwa mereka menggunakan platform ini untuk menemukan produk atau layanan baru, untuk berinteraksi dengan pakar industri, dan menjelajahi konten atau foto produk/merek yang menginspirasi. Dengan ini, mereka dapat terhubung dengan hal yang penting, sembari menentukan dan membagikan suara mereka di komunitas kami.

Karena perilaku belanja bervariasi, sangat penting bagi peritel dan marketer untuk memahami perilaku unik pembelanja. Dengan memberi peritel lini wawasan tentang perjalanan pembelanja sepenuhnya, tanda dapat membantu marketer mengajak pembelanja dari “hanya menjelajahi” ke pembelian. Dan Instagram adalah cara yang hebat untuk melakukan ini—terutama dengan orang yang lebih banyak membelanjakan.

Untuk bisnis yang memenuhi syarat di AS, fitur belanja di Instagram adalah cara yang hebat untuk menjangkau pelanggan bernilai dan menginspirasi tindakan. Dengan menandai produk di kiriman, bisnis di Instagram dapat memudahkan orang untuk bertindak dengan mengetuk untuk mempelajari selengkapnya tentang produk unggulan atau mengunjungi situs webnya.

Untuk mempelajari selengkapnya tentang segmen pembelanja dan tanda apa yang dapat memberi tahu Anda tentang perjalanan belanja, lihat seri tiga bagian FBIQ. Dan untuk melihat bagaimana bisnis seperti Country Road (@countryroad) dan Pura Vida Bracelets (@puravidabracelets) mendapati keberhasilan dengan pembelanja di Instagram, jelajahi kisah sukses mereka di sini.